![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Selain Jepang dan Selandia Baru, Indonesia termasuk negara yang rawan gempa dengan skala lebih dari magnitudo 7. Hal ini dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada di atas tiga lempeng, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Dari studi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), hampir seluruh wilayah kepulauan Indonesia rawan ancaman gempa bumi.
Kendati demikian, bencana gempa seolah dianggap hal yang biasa terjadi di negeri ini. Berbeda dengan negeri Sakura yang merespon bencana gempa dengan persiapan yang serius dan matang, dari sisi penanganan pertama hingga pencegahan ancaman lewat rumah anti gempa. Nah, seperti apa konstruksi rumah tahan gempa tersebut? Simak berikut!
Dilansir dari tagar.id, rumah-rumah Jepang wajib mengikuti Standar Struktur Anti-Seismik. Saat rumah dibangun, petugas terkait akan datang untuk mengecek dan jika tidak memenuhi standar, maka tidak boleh dibangun.
Terdapat dua komponen penting dalam struktur anti gempa tersebut, yaitu struktur keras dan struktur fleksibel. Struktur keras berfungsi untuk menahan bangunan agar tidak mudah runtuh, sedangkan struktur fleksibel berfungsi menyerap getaran saat gempa terjadi. Dengan kata lain, mengandalkan kelenturan sambungan antar bangunan untuk meredam energi gempa.
Di Indonesia, smart home system dengan teknologi otomatisasi masih asing. Namun di Jepang, sistem otomatisasi sudah lama diterapkan pada rumah-rumah dan bukan untuk tujuan gegayaan, tetapi sebagai persiapan gempa. Rumah-rumah Jepang memiliki teknologi listrik, air dan gas yang dapat mati secara otomatis saat terjadinya bencana.
Tipikal rumah Jepang memiliki desain yang sederhana, namun tetap estetis dan fungsional. Tujuan dari desain floor plan yang sederhana tersebut tak lain agar saat terjadi gempa, penghuni dapat dengan cepat meloloskan diri.
Bencana alam, seperti gempa, terkadang sulit untuk diprediksi. Namun, jika dapat mengantisipasi sebelum terjadi atau setidaknya meminimalisir kerusakan bencana tentunya lebih bijaksana apalagi mengingat banyak titik-titik lokasi Indonesia yang rawan bencana gempa.