![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Beberapa tahun belakangan, Millennial mendominasi pasar rumah mungil yang tipikalnya memiliki ukuran unit di bawah 100 meter persegi. Terdapat sejumlah alasan mengapa Millennial cenderung lebih tertarik membeli rumah mungil sebagai rumah pertama. Lantas, apakah preferensi rumah mungil hanya wujud tren gaya hidup minimalis atau dipengaruhi oleh kebutuhan ekonomi
Bagi Millennial, rumah mungil lebih terjangkau.
Inflasi yang berdampak pada kenaikan biaya hidup menyebabkan Millennial kian sulit untuk membeli rumah. Dilansir dari businessinsider.com, generasi Millennial kini membayar 39% lebih banyak untuk membeli rumah pertama mereka dibandingkan yang dibayarkan generasi baby boomers dulu. Hal ini dikarenakan kenaikan harga rumah yang dipengaruhi oleh semakin terbatasnya jumlah pilihan rumah yang ada, serta faktor ekonomi di mana generasi Millennial kini membutuhkan waktu lebih lama untuk menabung down payment. Daripada terus menunda dan harga rumah kian naik, Millennial tersebut memilih rumah yang lebih terjangkau dan sesuai dengan kemampuan keuangan mereka, yaitu rumah mungil.
Rumah mungil yang dekat dengan tempat kerja
Di ibukota Jakarta, rumah besar berlokasi di pusat kota seperti kawasan Menteng atau Sudirman bisa dibilang out-of-league Millennial dengan perbandingan penghasilan rata-rata yang didapat kategori ini. Namun, kebutuhan para Millennial tersebut akan hunian yang dekat dengan tempat kerja alias pusat kota masih terus meningkat. Rumah mungil yang dekat pusat kota lantas menjadi pilihan bagi Millennial tersebut.
Generasi yang lebih sadar lingkungan
Millennial merupakan generasi yang lebih sadar lingkungan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh dengan cross informasi terkait pentingnya lingkungan, daur ulang, ekologi dan kepedulian yang tumbuh tentang apa yang terjadi pada planet ini dan masa depan anak-anak mereka. Sebab itu, tidak sedikit generasi Millennial yang mencari rumah mungil dengan alasan lebih sehat dan hemat energi. Rumah mungil membutuhkan lebih sedkit perawatan dan energi yang lebih rendah untuk pendingin. Hal tersebut tentu selain berdampak pada lingkungan tinggal juga berdampak positif pada pengeluaran rumah tangga mereka.
Millennial menyadari pentingnya life experiences, seperti liburan
Millennial merupakan generasi yang menganggap gaya hidup dan liburan itu sebagai kebutuhan yang tak kalah penting dari kebutuhan sandang dan pangan. Daripada tabungan mereka semua habis untuk membeli rumah besar, mereka lebih memilih rumah mungil dan sisa tabungan dapat mereka alokasikan untuk kebutuhan liburan mereka.
Iuran pemeliharaan yang dibayarkan tiap bulan dihitung dari luas per meter persegi unit rumah. Semakin kecil meter persegi, maka semakin murah iuran yang harus dibayarkan. Jika dihitung-hitung, selisih biaya pemeliharaan antara rumah besar dan rumah kecil per tahun lumayan untuk menambah tabungan liburan atau mengisi kebutuhan lainnya.