![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, dari 179,1 juta penduduk produktif Indonesia, generasi Millennial berkontribusi pada sekitar 63,5 juta orang. Hal ini menjadikan Millennial sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor tanah air. Salah satunya sektor properti.
Memahami prioritas dan preferensi Millennial lantas menjadi penting bagi developer dan agen properti yang membidik Millennial sebagai target pasar mereka. Lalu, benarkah Millennial yang sering diasosiakan dengan generasi “gengsi dan dikit-dikit posting” lebih memilih rumah baru daripada rumah seken? Yuk, kenali lebih jauh karakteristik Millennial berikut untuk tahu jawabannya.
Millennial memiliki standar visual saat menentukan rumah idaman.
Sebagai generasi yang “mencintai” visual, Millennial cenderung memilih rumah berdasarkan desain dan interiornya. Jika rumah tersebut dinilai estetik dan berkelas (minimal standar Pinterest, lah), sangat mudah untuk Millennial menjatuhkan pilihannya pada rumah tersebut.
Rumah baru biasanya memiliki desain yang lebih modern dan terkini dibandingkan dengan rumah seken. Bila budget sesuai, wajar saja Millennial lebih memilih rumah baru.
Millennial generasi instan yang tidak menyukai hal yang rumit
Dibandingkan dengan generasi terdahulu, atau baby boomers, ada benarnya jika Millennial disebut generasi instan secara kemajuan teknologi dan informasi membawa banyak kemudahan di kehidupan mereka.
Kemudahan hidup membuat generasi Twitter/ LinkedIn/ Instagram ini cenderung menolak hal-hal yang rumit dan memakan proses dan waktu yang lama. Dalam mencari rumah, mereka menginginkan yang praktis dan siap huni. Rumah yang membutuhkan perbaikan sehingga memakan waktu dengan otomatis akan dikeluarkan dari daftar wishlist. Sebab itu, rumah seken yang biasanya membutuhkan renovasi karena kondisinya yang sudah tua terkesan ditolak oleh Millennial.
Millennial mengedepankan kualitas dan gaya hidup
Jelasnya, generasi Millennial menjalani kehidupan digital yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya. Kemajuan digital membentuk pola pikir, ekspetasi akan gaya hidup, bahkan cara hangout yang berbeda pula.
Millennial, dalam mencari rumah, tidak hanya menilai bangunan per se, namun juga mempertimbangkan aspek pendukung kenyamanan tinggal, seperti fasilitas townhouse, lingkungan harmoni alam, hingga komunitas.
Tidak sedikit generasi Millennial yang memilih rumah seken dengan alasan mencari perumahan cluster yang memiliki kehidupan komunitas yang bersahabat dan sudah terbentuk.