![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Lebih dari satu tahun sudah pandemi Covid-19 hadir di tengah masyarakat kita. Namun, angka kasus yang meningkat kembali serta munculnya varian baru seolah menepis harapan bahwa negeri ini akan segera pulih seperti sedia kala. Kebijakan pembatasan terus berlanjut yang artinya kegiatan bekerja dari rumah atau work from home masih tetap berjalan.
Sebagian besar masyarakat tampaknya sudah terbiasa dengan kebijakan bekerja dari rumah, meski sebagian tetap masih memilih bekerja dari kantor disebabkan tuntutan pekerjaan (kategori esensial). Dengan WFH yang terus berlanjut, terjadi perubahan preferensi akan rumah.
Rumaruma melakukan polling kepada sejumlah masyarakat terkait preferensi rumah impian jika WFH terus berlanjut. Berikut hasil pollingnya:
Pandemi mengubah secara dramatis cara masyarakat bekerja, belajar hingga mendapatkan hiburan. Dari yang semula, masyarakat memiliki beragam opsi dan tempat di luar rumah untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, kini rumah menjadi tempat andalan dan bahkan satu-satunya.
Makna rumah di masa pandemi lebih dihargai dalam pengertian bahwa rumah tidak hanya sebatas tempat untuk tidur atau pulang dari kantor. Rumah kini berperan multifungsi, tempat di mana seluruh kegiatan dan seluruh anggota keluarga melebur. Sebab itu, kini masyarakat ramai untuk melakukan perbaikan dan memperindah hunian mereka agar terasa lebih nyaman dan sedap dipandang selama bekerja dari rumah.
Jika dulunya perbandingan masyarakat yang memilih apartemen dan rumah tapak berbanding sekitar 4:6, kini perbadingannya 1:9! Tidak sedikit yang beralih dan melirik rumah tapak sebagai hunian yang lebih menjanjikan dan nyaman jika WFH terus berlanjut.
Ruang menjadi alasan utama mengapa rumah tapak lebih diminati. Pasalnya, apartemen memiliki ruang yang lebih terbatas untuk seluruh anggota keluarga berkegiatan. Kemudian, akses ke luar ruangan pada apartemen juga sangat terbatas. Berbeda dengan rumah tapak yang memiliki ruang yang lebih lega dengan akses ke luar ruang yang lebih mudah, seperti halaman depan rumah.
Jika dulunya rumah di pusat kota yang berlokasi strategis dekat ke tempat kerja sangat dicari, sejak pandemi masyarakat justru mulai melirik rumah di pinggiran kota.
Pasalnya, dengan kebijakan WFH, kebutuhan hunian untuk dekat ke tempat kerja tidak lagi signifikan. Lalu, rumah di pinggiran kota memiliki harga yang relatif lebih terjangkau daripada pusat kota. Daya tarik lainnya, rumah di pinggiran kota memiliki luasan yang lebih besar dan akses ke lingkungan hijau (alam) yang mudah.
Lantas, bagaimana jika kebijakan WFH berakhir, apakah preferensi akan rumah akan berubah dan kembali awalnya? Sebagian responden berpendapat bahwa preferensi mereka tidak akan berubah ke masa pra-pandemi, sebabnya pandemi menyadarkan mereka bahwa fungsi rumah untuk mengakomodasi kebutuhan penghuni untuk jangka panjang, baik saat terjadi pandemi ataupun tidak.