Photo:
Photo:
Photo:
Kontributor
Share:
Share via Facebook Share via Twitter Share via WhatsApp Share via E-mail
Artikel Lainnya

Beginilah Preferensi Home Seekers Jika WFH Berlanjut | Rumaruma Blog

Terjadi perubahan preferensi dan definisi rumah idaman

Beginilah Preferensi Home Seekers Jika WFH Berlanjut

Lebih dari satu tahun sudah pandemi Covid-19 hadir di tengah masyarakat kita. Namun, angka kasus yang meningkat kembali serta munculnya varian baru seolah menepis harapan bahwa negeri ini akan segera pulih seperti sedia kala. Kebijakan pembatasan terus berlanjut yang artinya kegiatan bekerja dari rumah atau work from home masih tetap berjalan.

Sebagian besar masyarakat tampaknya sudah terbiasa dengan kebijakan bekerja dari rumah, meski sebagian tetap masih memilih bekerja dari kantor disebabkan tuntutan pekerjaan (kategori esensial). Dengan WFH yang terus berlanjut, terjadi perubahan preferensi akan rumah.

Rumaruma melakukan polling kepada sejumlah masyarakat terkait preferensi rumah impian jika WFH terus berlanjut. Berikut hasil pollingnya:

1. Sebanyak 51% responden yang menyatakan adanya perubahan preferensi rumah jika WFH terus berlanjut.

Pandemi mengubah secara dramatis cara masyarakat bekerja, belajar hingga mendapatkan hiburan. Dari yang semula, masyarakat memiliki beragam opsi dan tempat di luar rumah untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, kini rumah menjadi tempat andalan dan bahkan satu-satunya.

Makna rumah di masa pandemi lebih dihargai dalam pengertian bahwa rumah tidak hanya sebatas tempat untuk tidur atau pulang dari kantor. Rumah kini berperan multifungsi, tempat di mana seluruh kegiatan dan seluruh anggota keluarga melebur. Sebab itu, kini masyarakat ramai untuk melakukan perbaikan dan memperindah hunian mereka agar terasa lebih nyaman dan sedap dipandang selama bekerja dari rumah.

2. Pencinta apartemen kini beralih ke rumah tapak

Jika dulunya perbandingan masyarakat yang memilih apartemen dan rumah tapak berbanding sekitar 4:6, kini perbadingannya 1:9! Tidak sedikit yang beralih dan melirik rumah tapak sebagai hunian yang lebih menjanjikan dan nyaman jika WFH terus berlanjut.

Ruang menjadi alasan utama mengapa rumah tapak lebih diminati. Pasalnya, apartemen memiliki ruang yang lebih terbatas untuk seluruh anggota keluarga berkegiatan. Kemudian, akses ke luar ruangan pada apartemen juga sangat terbatas. Berbeda dengan rumah tapak yang memiliki ruang yang lebih lega dengan akses ke luar ruang yang lebih mudah, seperti halaman depan rumah.

3. Rumah di pusat kota tidak lagi yang paling dicari

Jika dulunya rumah di pusat kota yang berlokasi strategis dekat ke tempat kerja sangat dicari, sejak pandemi masyarakat justru mulai melirik rumah di pinggiran kota.

Pasalnya, dengan kebijakan WFH, kebutuhan hunian untuk dekat ke tempat kerja tidak lagi signifikan. Lalu, rumah di pinggiran kota memiliki harga yang relatif lebih terjangkau daripada pusat kota. Daya tarik lainnya, rumah di pinggiran kota memiliki luasan yang lebih besar dan akses ke lingkungan hijau (alam) yang mudah.

Lantas, bagaimana jika kebijakan WFH berakhir, apakah preferensi akan rumah akan berubah dan kembali awalnya? Sebagian responden berpendapat bahwa preferensi mereka tidak akan berubah ke masa pra-pandemi, sebabnya pandemi menyadarkan mereka bahwa fungsi rumah untuk mengakomodasi kebutuhan penghuni untuk jangka panjang, baik saat terjadi pandemi ataupun tidak.