![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Menurut riset Housing Finance Center (HFC) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., harga rumah secara nasional meningkat 5,24% secara tahunan selama kuartal 1/2021.
Kenaikan harga tersebut menariknya hanya terjadi pada produk primary property yang sedang dikembangkan (ongoing development). Produk ready stock alias siap huni tidak mengalami kenaikan harga.
Menambah anomali, harga primary property tersebut terus meningkat meski ekonomi negara sedang dalam keadaan tidak stabil karena dampak dari pandemi.
Menurut Ketua Umum Realestate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida, seperti dilansir dari laman bisnis.com, mengatakan kenaikan harga pada properti tipe residensial yang tengah dibangun bisa disebabkan oleh kenaikan harga sejumlah material bahan bangunan, seperti besi dan bajaringan. Lanjutnya, saat ini rumah segmen kelas menengah dengan kisaran Rp 600 juta hingga Rp 1,5 M memiliki peminat yang cukup banyak.
Di sisi lain, mengacu pada hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, harga rumah baru atau primary property bakal naik, walaupun lambat.
Pada kuartal I-2021, indeks harga properti residensial berada di 214,95. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), naik 1,33%. Walau naik, tetapi lajunya melambat dibandingkan kuartal IV-2020 yang tumbuh 1,43%. Perlambatan ini konsisten terjadi selama enam kuartal terakhir.
Data tersebut senada dengan yang temuan riset HFC bank BTN tentang kenaikan harga properti tiap tahunnya. Artinya, masyarakat yang memiliki rencana untuk membeli properti residensial agaknya mempertimbangkan faktor kenaikan harga tersebut.
Tak sedikit pengamat ekonomi yang sering mengingatkan untuk tidak menunda membeli rumah jika budget sudah tersedia. Kalimat “waktu terbaik beli rumah adalah tahun lalu” merujuk pada homebuyer untuk sebaiknya tidak mengulur waktu karena harga properti bisa naik kapan saja karena tidak begitu terpengaruh oleh keadaan ekonomi yang lesu.
Pada dasarnya, permintaan akan rumah tidak pernah surut karena rumah merupakan kebutuhan utama manusia. Faktanya, justru di tengah pandemi yang melemahkan ekonomi, permintaan akan rumah semakin tinggi karena masyarakat semakin sadar betapa pentingnya kehadiran rumah.
Lalu, inflasi juga kerap menghantui perekenomian setiap tahunnya. Saat inflasi terjadi, nilai mata uang melemah dan harga-harga barang dan bahan bangunan pun ikut naik sehingga memaksa pengembang menaikan harga properti.
Berkaca dari wacana kenaikan harga properti per tahun, serta faktor inflasi dan permintaan rumah yang turut mempengaruhi, sebaiknya segera realisasikan membeli rumah impian sebelum harganya naik.