![]() |
|
![]() |
Sign Up Singkat dan Mudah
|
Sign Up Privasi Anda Kami Jaga |
Selamat Datang di Rumaruma! Cek Kotak Masuk Anda untuk Verifikasi E-mail Kami telah mengirimkan e-mail ke dengan link verifikasi. Jika Anda tidak menerima e-mail dalam 2 menit, klik Kirim Ulang. Mohon pastikan e-mail tidak masuk ke folder Spam / Junk. |
Selamat Datang di Rumaruma! Akun Anda Sedang Kami Verifikasi Terima kasih telah mendaftarkan diri Anda dalam situs kami. Admin kami sedang melakukan verifikasi terhadap akun Anda. Mohon menunggu hingga maksimal 1 X 24 jam. Sembari menunggu, Anda dapat melihat-lihat listing yang sudah terdaftar di situs kami. |
![]() |
Buat Listing Pilih Tipe Properti yang Anda Inginkan
Klik Salah Satu Gambar untuk Melanjutkan |
![]() |
Kriteria Listing Ikuti Panduan Berikut untuk Memastikan Kualitas Listing Anda
|
Listing Properti dalam 3 Tahap Dapatkan Penghasilan Tambahan dari Verifikasi Listing
|
Kami ingin tahu pendapat Anda |
![]() Apakah listing Anda telah terjual? |
Dalam pengambilan keputusan, faktanya orang-orang dipengaruhi oleh dua motif, yaitu motif rasional dan emosional. Saat logika yang bekerja, maka motif rasional yang mempengaruhi. Saat perasaan yang bermain, di situlah motif emosional melatarbelakangi.
Urusan beli rumah ternyata tidak terlepas dari yang namanya perasaan. Tidak jarang yang memutuskan membeli rumah karena faktor emosional, seolah ingin membuktikan sesuatu. Mau dibilang salah, tidak juga karena beli rumah hitungannya investasi. Namun yang keliru itu, saat perasaan atau emosi terlalu dominan hingga melupakan atau mengacuhkan realita, seperti kemampuan finansial atau ekspetasi yang berlebihan.
Nah, apa saja sih motif emosional yang kerap melatarbelakangi orang membeli rumah? Simak selengkapnya berikut ini.
1. Bukti keberhasilan
Setelah mobil, rumah kerap menjadi simbol pencapaian seseorang yang memberikan kebanggaan tersendiri. Apalagi jika meraihnya di usia relatif muda, memiliki rumah dinilai dapat meningkatkan derajat dan status sosial.
2. Ketenangan pikiran
Daripada sakit hati membayar tagihan sewa rumah, mending membayar cicilan rumah karena setelah kontrak cicilan berakhir dan diselesaikan, maka rumah tersebut dapat dimiliki. Pertimbangan di atas banyak menjadi alasan bagi seseorang untuk membeli rumah. Memang awalnya berat karena harus membayar DP yang tidak kecil. Namun jika bisa diatasi, keputusan membeli rumah pada akhirnya akan membawa ketenangan pikiran karena ada hasilnya, yaitu rumah masa depan.
3. Preferensi gaya hidup
Sebagian besar orang membeli rumah didasarkan pada preferensi gaya hidup, seperti menginginkan privasi atau ruang tinggal dengan desain yang disukai. Hal tersebut dapat dicapai dengan memiliki ruang tinggal sendiri karena jika masih menyewa, ada batasan-batasan yang harus diikuti.
4. Tekanan sosial
Lingkungan sosial kerap membawa tekanan sendiri yang ujungnya memaksa orang untuk bertindak melebihi ekspektasi atau kemampuan. Teman-teman sudah memiliki rumah sebelum menikah membuat kalian merasa juga harus melakukan hal yang sama. Padahal secara finansial belum memungkinkan dan belum tentu juga teman-teman kalian membeli rumah dengan upaya sendiri alias dengan bantuan orang tua.